Hari valentine, identik dengan hari kasih sayang. Hari cinta kata orang. Jika dikaitkan dengan kata "cinta" setiap orang yang pernah merasakannya akan teringat dengan berbagai perasaan, dari perasaan senang, girang, sedih, putus asa, rindu, dan sebagainya. Buat orang yang "sombong" dan mengaku telah merasakan cinta sejati, dia mengaku tak ada yang lebih indah daripada cinta. Demi cinta dia telah meninggalkan keluarganya, nilainya, dan Tuhannya.
Kata mereka yang merasakan cinta sejati itu, cinta harus berkorban, makanya dia rela meninggalkan keluarganya.
Kata mereka yang merasakan cinta sejati itu, cinta tidak mengenal perbedaan, dan dalihnya, semua tuhan itu sama, makanya tidak masalah siapa yang disembahnya dan apa agamanya, selama mereka tetap saling mencintai.
Sebenarnya, note ini ditulis sehubungan dengan beberapa sahabat yang mengaku tengah jatuh cinta, dan benar-benar meninggalkan tuhannya, ntah dengan tidak beribadah lagi, atau yang paling saya benci, dia menukarkan tuhannya dengan sesuatu yang katanya cinta.
Ini bukan kajian pintar, yang melibatkan acuan pustaka, atau kata para ahli, ini cuma sekedar pikiran yang berkecamuk dalam diri saya ketika saya menemukan hal sedemikian. Saya sejujurnya tidak begitu mempermasalahkan (atau peduli tepatnya) jika ada orang yang mengganti nama tuhannya dengan kesadaran penuh dan keyakinan akan kebenaran. Hei, Tuhan berbicara pada masing-masing orang dengan bahasaNya, tapi harus kita akui otak kita yang pintar lebih suka menerjemahkan kata-kataNya ke dalam tafsiran kita sendiri. Kalau buat saya sendiri, kebenaran hanya ada dalam Alkitab, dan Kristus Yesus, tapi siapa pun bebas memiliki kebenarannya sendiri bukan?
Tak jadi masalah jika kau berpikir bahwa yang kau ketahui selama ini bukanlah kebenaran, dan kebenaran ada di tuhan lain yang kebetulan adalah tuhan kekasihmu, tapi wajarkah jika kebenaran yang lebih dulu kau tangkap adalah kebenaran kekasihmu dan bukan kebenaran tuhanmu? Itu seperti, memakan ekor ikan dan mengatakan kau sudah memakan satu ikan.
Kajilah cintamu dengan teliti, dahulukan Tuhanmu sebelum kekasihmu. Sendengkanlah telingamu dan dengarkanlah suaraNya. Jika memang imanmu dan pengertianmu akan Yesus belum sebaik itu, perbaikilah dulu, lalu kau boleh membandingkannya sesuai dengan hikmat Tuhan, tapi jangan memaksakan pemikiranmu, atau malah tidak berpikir sama sekali. Karena, mungkin kau dan kekasihmu akan bersama selama, katakanlah 50 tahun, tapi kehidupan kekalmu tidak ada di tangan kekasihmu. Kehidupan kekal diberikan kepada mereka yang percaya kepada Kristus Yesus, dan jika kau menukarkannya untuk bersama-sama dengan kekasihmu, semoga Tuhan menolongmu.
Secara keseluruhan, pendapat saya pribadi tidaklah rumit:
Tidak ada lelaki yang cukup baik, cukup pintar, cukup perhatian, cukup penuh cinta atau pun cukup kaya, yang dapat ditukarkan dengan pengorbanan Yesus yang telah menghapuskan dosa saya, yang menunjukkan betapa DIA mencintai saya.
Wednesday, February 10, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment